5 STEPS TO AWARENESS ; 40 Kebiasaan Orang Yang Tercerahkan (Langkah Ke Empat ; Point 32)


Saduran dan ulasan dalam Bahasa Indonesia oleh : ANAND KRISHNA

 

LANGKAH KE EMPAT

32. SAVE YOURSELF FROM THE MESHES OF OTHER PEOPLES’ KINDESS – Lindungi dirimu dari jala kebaikan orang lain

 

Jangan sampai kau tertangkap dan terperangkap dalam jala itu. Jangan sampai hilang kebebasanmu.

Ada yang sedang memancing dengan alat pemancing dan cacing sebagai umpan. Ada pula yang melemparkan jala kebaikan dan berusaha untuk menangkap kita. Kita harus menolak keduanya. Jala kebaikan tidak lebih baik daripada alat pemancing yang menggunakan cacing sebagai umpan.

Hendaknya kita tidak terbebani oleh kebaikan yang dilakukan oleh orang lain, sehingga tidak mampu berdiri tegak lagi. Dalam keseharian hidup, janganlah meminjam sesuatu dari orang lain. Janganlah tergantung pada pinjaman orang Baca selengkapnya…

SHOLAT ? BIAR SUJUD RIBUAN KALI SEHARI HINGGA DAHI KAPALEN PUN TETAPLAH TIADA GUNA …..

28 September 2011 16 komentar

Gerah baca judul note ini ?

Ya, saya memang sengaja membuat judul seperti itu supaya anda para pembaca menjadi gerah karenanya ! 😆 😆 😆

Kenapa ? Apa manfaatnya membuat orang lain gerah membaca judul note ini ?

Karena orang-orang jaman sekarang sudah tidak seperti dulu lagi.

Dulu, kebanyakan orang cukup di semoni, cukup dengan sanepa saja sudah faham dan mengerti, sedangkan orang-orang jaman sekarang tidak bisa begitu. Jaman sekarang bisikan sudah tidak di dengar lagi. Kita harus teriak sekuat-kuatnya, sekencang-kencangnya agar orang lain mau dengar apa yang hendak kita sampaikan. Begitupun masih juga ada yang tetap tidak mau dengar. 😦 😦 😦 Baca selengkapnya…

5 STEPS TO AWARENESS ; 40 Kebiasaan Orang Yang Tercerahkan (Langkah Ke Empat ; Point 28-31)


Saduran dan ulasan dalam Bahasa Indonesia oleh : ANAND KRISHNA

 

LANGKAH KE EMPAT

28. LIVE CONTENTEDLY UPON WHATEVER COMES TO YOUR LOT AS ORDAINED BY HIM — Puaslah dengan apa saja yang kau peroleh atas kehendak-Nya

 

Tidak mengharapkan kenikmatan dan kelezatan, tetapi menerima apa saja yang kita peroleh atas Kehendak-Nya — inilah esensi spiritualitas.

Ada yang menolak kenikmatan dan kelezatan dunia, tetapi mengharapkannya di surga. Persis seperti Ladin dan kawan-kawan. Ladin dalam pengertian saya adalah tanpa din atau tanpa agama. Inilah sifat-sifat orang tak beragama: mengharamkan sesuatu di dunia, dan mengharapkannya di akhirat. Penolakan semacam ini membuat kita menjadi munafik. Kemudian bila melihat orang lain menikmati sesuatu yang kita haramkan, kita iri atau marah. Kita membuat peraturan dan undang-undang, atau mengeluarkan fatwa supaya apa yang kita “anggap” haram diterima sebagai haram oleh khalayak ramai. Kita memaksakan kehendak kita. Baca selengkapnya…

5 STEPS TO AWARENESS ; 40 Kebiasaan Orang Yang Tercerahkan (Langkah Ke Tiga ; Point 25-27)


Saduran dan ulasan dalam Bahasa Indonesia oleh : ANAND KRISHNA

25. IN HUNGER DISEAES GET TREATED — Dalam keadaan lapar kau tersembuhkan dari berbagai macam penyakit

 

Karena itu “puasa dianjurkan. Hampir semua agama dan semua tradisi menganjurkannya. Sayangnya, kadang maksudnya tak dipahami dengan baik. Bila masyarakat masih belumbisa memahami kebenaran di balik puasa, puasa pun dikaitkan dengan pahala dan kewajiban.

Puasa memang penting. Puasa adalah satu-satunya cara untuk mengistirahatkan mekanisme tubuh kita. Khususnya mekanisme atau sistem pencernaan. Baca selengkapnya…

5 STEPS TO AWARENESS ; 40 Kebiasaan Orang Yang Tercerahkan (Langkah Ke Tiga ; Point 23-24)


Saduran dan ulasan dalam Bahasa Indonesia oleh : ANAND KRISHNA

 

23. GIVE UP THE DELUSORY MISCONCEPTION “ I AM THE BODY” — Bebaskan dirimu dari anggapan keliru bahwa badan inilah dirimu

 

Bebaskan diri dari anggapan keliru yang bersifat “delusory” — ilusif. Anggapan keliru ini telah membingungkan kita. Kemudian kita bersuka dan berduka dalam kebingungan itu.

Kita senang karena ‘merasa’ berhasil dan menang. Kita sedih karena “merasa” gagal dan kalah. Siapa yang merasakan keberhasilan dan kegagalan itu ? Siapa yang merasakan kemenangan dan kekalahan itu ? Panca indra kita. Apakah panca indra itu satu-satunya kebenaran diri kita ? Adakah kebenaran lain yang lebih tinggi di balik panca indra yang kita miliki ? Baca selengkapnya…